Akhwatmuslimah.com – Suatu hari, Rasulullah SAW
bertamu ke rumah Abu Bakar Ash-Shidiq. Ketika bercengkrama dengan
Rasulullah, tiba-tiba datang seorang Arab Badui menemui Abu Bakar dan
langsung mencela Abu Bakar. Makian, kata-kata kotor keluar dari mulut
orang itu. Namun, Abu Bakar tidak menghiraukannya. Ia melanjutkan
perbincangan dengan Rasulullah. Melihat hal ini, Rasulullah tersenyum.
Kemudian,
orang Arab Badui itu kembali memaki Abu Bakar. Kali ini, makian dan
hinaannya lebih kasar. Namun, dengan keimanan yang kokoh serta
kesabarannya, Abu Bakar tetap membiarkan orang tersebut. Rasulullah
kembali memberikan senyum.
Semakin marahlah orang Arab Badui
tersebut. Untuk ketiga kalinya, ia mencerca Abu Bakar dengan makian yang
lebih menyakitkan. Kali ini, selaku manusia biasa yang memiliki hawa
nafsu, Abu Bakar tidak dapat menahan amarahnya. Dibalasnya makian orang
Arab Badui tersebut dengan makian pula. Terjadilah perang mulut.
Seketika itu, Rasulullah beranjak dari tempat duduknya. Ia meninggalkan
Abu Bakar tanpa mengucapkan salam.
Melihat hal ini, selaku tuan
rumah, Abu Bakar tersadar dan menjadi bingung. Dikejarnya Rasulullah
yang sudah sampai halaman rumah. Kemudian Abu Bakar berkata, “Wahai
Rasulullah, janganlah Anda biarkan aku dalam kebingungan yang sangat.
Jika aku berbuat kesalahan, jelaskan kesalahanku!”
Rasulullah
menjawab, “Sewaktu ada seorang Arab Badui datang dengan membawa
kemarahan serta fitnaan lalu mencelamu, kulihat tenang, diam dan engkau
tidak membalas, aku bangga melihat engkau orang yang kuat mengahadapi
tantangan, menghadapi fitnah, kuat menghadapi cacian, dan aku tersenyum
karena ribuan malaikat di sekelilingmu mendoakan dan memohonkan ampun
kepadamu, kepada Allah SWT.”
Begitu pun yang kedua kali, ketika ia
mencelamu dan engkau tetap membiarkannya, maka para malaikat semakin
bertambah banyak jumlahnya. Oleh sebab itu, aku tersenyum. Namun, ketika
kali ketiga ia mencelamu dan engkau menanggapinya, dan engkau
membalasnya, maka seluruh malaikat pergi meninggalkanmu.
Hadirlah
iblis di sisimu. Oleh karena itu, aku tidak ingin berdekatan dengan kamu
aku tidak ingin berdekatan dengannya, dan aku tidak memberikan salam
kepadanya.
Setelah itu menangislah abu bakar ketika diberitahu tentang rahasia kesabaran bahwa itu adalah kemuliaan yang terselubung. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar